1001 Tips

Selasa, 01 Februari 2011

Tak Ada Yang Namanya Salah Pilih

Credit Card
Hukum utama di muka Bumi ini adalah kesetimbangan. Kontradiksi akan menciptakan suatu kehidupan. Ada malam ada siang. Ada baik ada buruk. Ada panas ada dingin, dan  seterusnya.

Jika kita merasa salah memilih sesuatu, cobalah untuk melihat dari sisi yang berbeda. Pasti kita akan menyadari bahwa kita tidak salah. Benar kah? Belum tentu. Namun setidaknya kita menjadi bimbang akan kesalahpilihan kita.

Cerita berikut berasal dari seorang teman yang mencoba menerapkan "melihat dari sisi berbeda".

Awalnya tagihan kartu kredit yang biasa-biasa saja namun ia bermain-main. Harusnya dilunasi namun ia enggan karna uangnya dibutuhkan untuk pos lain. Sampai akhirnya prinsip bunga berbunga menjeratnya dan ia baru sadar diperbudak oleh cicilan.

Susah payah ia menata keuangannya dan bersyukur akhirnya bisa lunas. Kapokkah ia menggunakan kartu kredit? Atau seperti teman yg lain sampai menyelotip kartu-kartu kreditnya sehingga susah dipakai? Tidak juga.

Teman saya itu malah keranjingan menggunakan kartu kredit. Andai semua transaksi bisa dikartukreditkan ia akan menggesek terus kartunya.

Dalam upaya melunasi cicilannya tadi, teman saya melihat ada sisi positif penggunaan kartu kredit. Ya, sistem billing kartu kredit ternyata bisa dimanfaatkan temanku tadi untuk mengontrol pengeluarannya. Bahkan kini ia bisa melakukan copy paste untuk menyusun alur keluar masuknya uang.

Tentu saja, melihat dari sisi lain membutuhkan perubahan sikap yang lain pula. Teman saya itu selalu melunasi setiap tagihan dan menyimpan struk pembayaran kartu kredit di dompetnya. Setidaknya ia memiliki rem dalam mengendalikan nafsu belanjanya dengan melihat dari tumpukan struk pembayaran kartu kreditnya.

Jadi, jangan alergi dg kartu kredit. Meski tak bisa sembarangan gesek menggesek di EDC.

Tidak ada komentar: